Milenial Gemar Swafoto, Produk Kosmetik dan Perawatan Kulit Laris

BANDUNG, (PR).- Industri kosmetik dan perawatan kulit diprediksi akan berkembang semakin pesat tahun depan. Saat ini, rata-rata pertumbuhan industri kosmetik dan perawatan kulit mencapai 15 persen per tahun.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia Wilayah Jawa Barat, Michael Simon, di Bandung, Rabu 13 November 2019. Untuk penjualan secara online, menurut dia, pertumbuhannya mencapai 9-10 persen per tahun.
"Seiring tren peningkatan demand kosmetik dan perawatan kulit, pemain industri ini juga terus bertumbuh. Hampir setiap tahun, bermunculan brand kosmetik dan perawatan kulit yang baru," katanya.
Mengutip data Euromonitor International bertajuk The Future of Skin Care, pasar kosmetik dan perawatan kulit Indonesia tahun ini diprediksi mencapai 2 miliar dolar Amerika Serikat. Data yang sama juga menyebut bahwa Indonesia berpotensi menjadi penyumbang terbesar kedua untuk pertumbuhan perawatan kulit dunia.
Menurut dia, tren pertumbuhan permintaan kosmetik dan perawatan kulit tersebut salah satunya didorong tren swafoto di kalangan milenial. Demi tampil sempurna di depan kamera, generasi muda kerap memaksimalkan riasan wajahnya.
"Tren tersebut membuka peluang besar bagi eksistensi industri kosmetik dan perawatan kulit di dalam negeri," tuturnya.
Menurut dia, kian maraknya beauty blogger semakin mempopulerkan penggunaan kosmetik serta perawatan kulit di kalangan generasi milenial. Milenial sangat percaya pendapat influencer, seperti beauty blogger di media sosial.
"Indonesia merupakan salah satu pasar kosmetik yang sangat besar sehingga bisnis di bidang kosmetik akan prospektif dan menjanjikan bagi produsen yang ingin mengembangkannya di dalam negeri,” ujarnya.
Berani berinovasi
Potensi pasar domestik tersebut, menurut dia, di antaranya datang dari terus menanjaknya jumlah populasi penduduk usia muda, khususnya milenial.
Tak heran, menurut dia, jika selain pemain lokal, sejumlah brand kosmetik dan perawatan kulit impor berlomba-lomba membidik pasar Indonesia.
Dia memastikan, keberadaan produk kosmetik dan perawatan kulit impor bukan ancaman berarti bagi industri kosmetik dan perawatan kulit Indonesia.
Keberadaan produk impor, menurut dia, menjadi motivasi bagi para pelaku industri kosmetik dan perawatan kulit lokal untuk lebih berani berinovasi lagi.
“Konsumen tentu harus memilih dan mencintai produk dalam negeri. Di sisi lain, pemerintah, melalui BPOM RI, juga harus lebih tegas dalam menindak produk-produk kosmetik dan perawatan kukit impor yang tidak memiliki izin edar di Indonesia," tutur Simon.
Pabrik Baru
Kian besarnya pasar kosmetik dan perawatan kulit di Indonesia, menurut Simon, membuat produsen terus menggenjot produksi.
Kondisi itu mendorong CV Skin Solution milik Simon membuka pabrik baru seluas 5.000 meter persegi di Kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
CV Skin Solution adalah produsen maklun untuk beberapa produk kosmetik. Simon mengatakan, pabrik tersebut dibuat untuk pengembangan jangka panjang dan untuk meningkatkan inovasi produk.
"Walau permintaan terus meningkat, persaingan juga semakin ketat sehingga membuat produsen harus terus berinovasi sesuai dengan perkembangan tren terbaru dan terus meningkatkan kapasitas produksi," katanya.
Simon mengatakan, pabrik yang akan berada di bawah PT Skinsol Kosmetik tersebut dijadwalkan mulai beroperasi pada 2020.***
SUMBER : PIKIRAN RAKYAT
https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2019/11/13/milenial-gemar-swafoto-pasar-kosmetik-dan-perawatan-kulit-tumbuh-pesat
SUMBER : PIKIRAN RAKYAT
https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2019/11/13/milenial-gemar-swafoto-pasar-kosmetik-dan-perawatan-kulit-tumbuh-pesat
Share :
Add New Comment